Senin, 27 Oktober 2008

KISAH DI BALIK JAS PUTIH

KISAH DI BALIK JAS PUTIH

Jas putih kami berkibar
Terbasuh peluh dan darah
Namun senyum kami tetap sumringah
Walau hati kami ingin menangis
Menatap wajah-wajah di depan kami
Bertanya…
Menyapa…
Menyalurkan kekuatan
Melalui sentuhan bernama periksa
Berharap keluhan semakin minim
Bahkan hilang
Mengajarkan semangat melalui kata sabar

Namun sebagian wajah itu mengeluh dan terus mengeluh
Mengapa masih begini
Mengapa masih begitu
Dengan senyum kesabaran yang tetap kami tularkan kepada mereka
“Masih ada kekuatan di Atas kami
Yang melalui perantaraNYa kesembuhan ada.
Jangan pernah lupa Pemilik Kesembuhan itu,” ujar kami

Sebagian wajah mengerti
Sebagian wajah hanya mengangguk-angguk
Sebagian wajah malah memarahi kami
Serentak mereka berkata
“Engkau ibarat dua sisi
Tangan dewa yang menyembuhkan
Atau tangan Izrail yang mematikan”
Kami hanya tersenyum mendengar itu
Sudah teramat sering dan biasa

Profesi kami begitu terasing
Bekerja tanpa batasan
Tanpa pilihan
Selalu berusaha menjaga niat mulia
Bahakan keluarga kami tak bisa memahami kami
Lelah kami
Cemas kami
Khilaf kami yang tak terbatas
Kami hanya bisa berkata maaf
Namun wajah-wajah itu serentak kembali berkata
“Engkau laksana racun berbisa
Penyembuh atau pembunuh”

Sekali lagi kami hanya bisa tersenyum
Dan berkata maaf untuk rekan sejawat kami
Kami hanya seorang manusia biasa
Yang penuh keterbatasan
Namun dituntut kesempurnaan
Bertindak dengan kode etik
Berdasar inform consent

Ara 251008
Panggilan jiwa

Tidak ada komentar: