SEKEDAR DIALOG
“ Adakah hari di mana kita bisa bersanding mesra bersama?”
Tanyaku pada temanku Hukum
Hukum hanya menyeringai dan menatapku lama
“Kami hanya ingin semua pasti, Sobat.
Kami awasi. Semua terkendali.”
“Tapi bukan berarti membuntuti.
Atau mencari titik lemah kami.
Memepersalahkan kami.
Menyandingkan kami dengan pidana.”jawabku lagi
“Itu jika kalian berbuat salah, Sayang.
Kami ingin kesempurnaan”Senyumnya kembali terkulum
“Tak ada yang sempurna, Sobatku.
Kesempurnaan semua kembali padaNya.”kataku
“ Kawanku, sekarang ini masyarakat semakin pintar.
Bukan zaman keemasannya lagi kaum kalian berkuasa.
Cermatilah kaum kalian.
Begitu matrealis.
Memperjualbelikan nyawa.
Oleh karena itu kami ada.” Jawabnya
“Buah jeruk tak semua manis.
Ada asam. Ada pahit.
Tapi beberapa.
Janganlah menggeneralisir, kawan!
Lihatlah juga diri kalian sendiri.
Ada beberapa atas nama malpraktek mengambil keuntungan.”
“ Lantas apa yang kalian mau?” Tanya hukum dengan sengit
“Kami ingin kita kembali bergandengan tangan.
Berjalan mesra bersama.
Tidak menyamakan kami dengan pidana.
Bisakah kami berada dalam UU profesi saja.
Yang bila kami salah tidak langsung masuk bui.
Ada sedikit toleransi.
Bukankah kalian adalah pelindung.
Pelindung seluruh lapisan rakyat.
Bisakah kalian member perlindungan pada kami?” pintaku
Temanku Hukum. Hanya terdiam. Tak tahu berkata apa.
Ara 261008
Sekedar dialog tanpa maksud buruk
Senin, 27 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar