Selasa, 18 November 2008

TENTANG MENULIS

Bukan Puisi (OPINI)
Tentang Menulis

Dari dulu cita-citaku adalah menjadi penulis. Sebenarnya itu baru disadari saat SMU saat saya hobi baca novel. Tiga ribu tanda tangan novel pertama yang saya baca. Hadiah dari guruku. Sejak itu saya jadi keranjingan baca. Mulai dari novel, cerpen, kisah detektif puisi dan roman. Apapun saya baca. Sambil diam-diam mengagumi hasil tulisan para penulis favoritku. Helvi, Sir arthur conan doyle dll. Berharap suatu saat saya bisa menulis buku. Apapun itu. Novel, cerpen atau kumpulan puisi.
Tapi semua berjalan lambat saat saya sadari usia yang hampir 22 ini belum ada karya tercipta. Saya mulai mepertanyakan keinginan. Cita-cita tak akan berjalan tanpa suatu kerja nyata. Maka kucoba perlahan selembar. Menulis apapun. Tapi kembali lagi banyak kendala di dalamnya saat menulis. Ketakutan akan kekosongan. Keperfectkan. Maklum orang melankolis tipe perfect. Sambil membandingkan mengapa orang bisa menerbitkan tulisan yang begitu bagus. Wah. Best seller. Kembali niat itu menjadi ciut. Tapi saya kembali berpikir kenapa harus membandingkan karya kita dengan orang lain. Bandingkan saja dengan hasil karya della sebelumnya. Yang masih kosong lalu ada. Bukahkan itu ada kemajuan. Aku tersenyum saat mendengar diriku bermonolog. Filosofis banget.he3. maka aku mencoba menulis. Aku menulis tanpa sebelumnya memikirkan pendapat orang dahulu. Intinya aku hanya ingin menyuarakan hatiku. Persoalan penilaian setelah karya itu ada. Konsisten3.

Ara 181108
Saat berpikir tentang hasil

Tidak ada komentar: