Senin, 15 Desember 2008

LIMA ALASAN MENGAPA KITA TERSENYUM

Bukan Puisi (opini)

“Menarilah dan terus tertawa walau dunia tak seindah surga…Cinta kepada hidup memberikan senyuman abadi…”
Begitulah sepenggal lirik laskar pelangi. Lagu yang mengajarkan bagaimana kita meraih mimpi. Mengajarkan tetap tersenyum.
Mengapa kita tersenyum?
1. Senyum ibadah
Dalam Islam seyum merupakan ibadah yang paling mudah, mendatangkan pahala tanpa mengeluarkan biaya hanya sedikit kemauan saja.

2. Tersenyum jauh lebih ‘mudah’ dari merengut
Sebab saat terseyum lebih sedikit otot yang kita kontraksikan dibandingkan saat cemberut. Kita hanya mengkontraksikan m.zygomatokus mayor dan m.orbicularis oculi. Lebih efisien dan lebih sedikit ATP yang terpakai, begitu ahli anatomi dan faal berkata.

3. Dengan tersenyum kita akan menjadi lebih bahagia
Izinkan aku mengutip sepenggal syair Elia Abu Madhi

Orang berkata, “Langit selalu berduka dan mendung.”

Tapi aku berkata, “Tersenyumlah, cukuplah duka cita dilangit sana.”

Orang berkata, “Masa muda telah berlalu dariku.”

Tapi aku berkata, “Tersenyumlah, bersedih menyesali masa muda tidak kan pernah mengembalikannya.”

Orang berkata, “Langitku yang ada di dalam jiwa telah membuatku merana dan berduka. Janji-janji telah menghianatiku ketika kalbu telah menguasainya. Bagaimana mungkin jiwaku sanggup mengembangkan senyum manisnya.”

Maka akupun berkata, “Tersenyumlah dan berdendanglah, kala kau membandingkan semua umurmu kan habis merasakan sakitnya.”

Orang berkata, ”Perdagangan selalu penuh intrik dan penipuan. Ia laksana musafir yang akan mati karena terserang rasa haus.”

Tapi aku berkata, “Tetaplah tersenyum, karena engkau akan mendapatkan penangkal dahagamu. Cukuplah engkau tersenyum, karena mungkin hausmu akan sembuh dengan sendirinya. Maka mengapa engkau harus bersedih dengan dosa dan kesalahan orang lain, apalagi sampai engkau seolah-olah yang melakukan dosa dan kesalahan itu?”

Orang berkata, “Malam memberiku minuman ‘alqamah.”

Tersenyumlah, walaupun engkau makan buah ‘alqamah. Mungkin saja orang lain yang melihatmu berdendang akan membuang semua kesedihan. Berdendanglah !

Apa kau kira dengan cemberut akan memperoleh dirham atau kau merugi karena menampakkan wajah berseri?

Saudaraku, tak membahayakan bibirmu jika engkau tersenyum juga tak membahayakan jika wajahmu tampak indah berseri.

Tertawalah sebab meteor-meteor juga tertawa, mendung tertawa, karenanya kami mencintai bintang-bintang.

Orang berkata, “Wajah berseri tidak akan membuat dunia bahagia, yang datang kedunia dan pergi dengan gumpalan amarah.

Ku katakan, “ Tersenyumlah selama antara kau dan kematian ada jarak sejengkal, setelah itu engkau tidak akan pernah tersenyum.”

4. Memang benar tersenyum tidak menghilangkan duka kawan tapi bukankah kesedihan lebih tidak menghapuskan duka.
Ibarat hukum aksi dan reaksi, reaksinya sama masih ada masalah, tinggal aksi apa yang kita pilih tersenyum atau merengut?

5. Memikirkan secara filosofis ternyata…
Kesenangan berdasar kesedihan, tak mungkin merasakannya jikalau tiada perbedaan suka duka, maka alangkah sedihnya jika tiada kesedihan didunia ini.

Siap untuk tersenyum?
Kawan, berbahagialah sekarang!! Bukan esok hari.
Dan jangan menunggu bahagia untuk tersenyum, tetapi tersenyumlah untuk bahagia
Ada alasan lain?

Ara 141208
sedang tersenyum

Tidak ada komentar: