JERITAN ANAK JALAN
Kami ada namun tanpa nama
Entahlah mungkin kami hanya seonggok tanah berjiwa
Tergumpal … tanpa hati
Hati kami lebur, hancur, luluh tersapu angin
Serpihan hilang yang terhitung waktu
Namun sayang sekali waktu tak berpihak pada kami
Waktu berhenti tatkala menapak menyusuri aspal yang kian panas
Melepuhkan kaki, menyayat hingga sumsum tulang
Lorong-lorong hitam menyergap seolah enggan melepas
Krisis menyeringai, nasib menertawakan kebodohan
Kami ada namun tiada nama
Kami butuh cinta, bara penghangat jiwa
Ketakutan menggerogoti kekuatan perlahan-lahan tapi pasti
Keceriaan hilang pengaruh pelecehan
Luka yang kian bernanah
Kami mengiba meminta cinta
Di mana dengungan HAM?
Bila masa kanak-kanak terenggut tanpa kasih
Tidur berselimut malam berirama alam ditutup orkes melankolis perut
Di mana aspirasi HAM?
Jika sekolah jalanan kian panjang minim perbaikan
Di mana suara HAM?
Sewaktu kami tergolek tanpa daya di jalan?
Terinjak-injak bagai sampah
Jeritan kami, anak jalan sayup-sayup hilang
Kapankah terdengar?
Ara040802
Maafku bila terkadang telinga tak mendengar jeritanmu
Senin, 27 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar