Tumbuk tanah
Merah mengepul
Pandang
Kelilip mata
Tumbuk tanah
Getar berasap
Dengar
Serbuk menderu
Ara 220803
Ada aksi ada reaksi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
skip to main |
skip to sidebar
shoutBoux
Arsip Blog
-
▼
2008
(66)
-
▼
Oktober
(56)
- CERMIN JIWA
- KENANGAN
- SIMFONI III
- SIMFONI II
- SIMFONI I
- SAHABAT
- ISTANA DI BALIK AWAN
- NYANYIAN HUJAN
- DENDANG SUMBANG
- SURAT TAK BERALAMAT
- KEHIDUPAN
- LUPA DIRI
- TERORIS
- PERSAHABATAN
- SEBUAH TALENTA
- RAHASIA
- TANGISAN TANAH
- PENAWAR GALAU
- AKU BUKAN SIAPA-SIAPA
- PUING-PUING SESAL
- IKHLAS
- LUKA
- DALAM TERANG
- SAAT DUKA MENYAPA
- CINTA
- TERLUNTA-LUNTA MENGGAPAI ASA
- UNTUK SEORANG SAHABAT
- JENDELA KABUT
- AKHIR SEBUAH PENYESALAN
- SEPARUH JIWA
- SYAIR DOA
- MEMILIH
- JIKA
- PENJUAL MIMIK
- NYANYIAN KOTA
- AJAL
- BATU-BATU DI SEPANJANG JALAN BERDARAH
- TENTANG SEBUAH DOA
- BODOH
- SEKEDAR
- DALAM KESENDIRIAN
- DIALOG MAHASISWA
- BAIT-BAIT TANYA ANGIN
- DIALOG KOSONG
- JERITAN ANAK JALAN
- PERJALANAN SEORANG HAMBA
- DUKA
- KISAH DI BALIK JAS PUTIH
- MEMANUSIAKAN MANUSIA
- KEGALAUAN
- SEPETIK KISAH UNTUK SALING BERBAGI
- HARI PERTAMA SEMESTER SATU
- SEKEDAR DIALOG
- TUHAN
- AKU PUNYA SEPENGGAL CERITA DENGANNYA
- hari-hari puisi
-
▼
Oktober
(56)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar